Belajar lah dari Dinasti KIM

Dinasti KIM bertahan 75 tahun sampai saat ini. Perjalanan ini akan berlanjut. Kali ini dinasti KIM akan menyiapkan anak Perempuan untuk kelanjutan dinasti tersebut dalam kekuasaan Korea Utara. 

Ini bukan drama Korea yang mendayu-dayu. Dinasti ini unik, dimana ideologi barat (komunisme) memakai tradisi feodal dalam hal kekuasaan. Toh, gagasan-gagasan barat tidak mungkin sepenuhnya bisa mengantikan kultur masyarakat tertentu, termasuk demokrasi liberal yang dianggap terbaik saat ini. Dinasti bisa tumbuh beradaptasi sejalan dengan konfigurasi kelas sosial warisan lama masih mengakar dalam pola pikir masyarakatnya. 200 tahun ide demokrasi (gagasan barat) dilaksanakan tidak cukup panjang waktu untuk merubah mindset 2000 tahun bercokolnya kultur masyarakat feodalisme. Kecuali di China, dimana demokrasi yang tegas dijalankan dalam satu partai (PKT) yang menerapkan demokrasi secara ketat didalam partai karena sedari awal berdiri menyatakan untuk mengakhiri 2000 tahun feodalisme China.

Demokrasi liberal juga sedari awal lahir dari upaya mengakhiri feodalisme eropa, yang ditandai dengan Revolusi Prancis dan revolusi industri yang menciptakan klas baru yang mampu menandingi monarki. Dengan mengusung Humanisme sebagai dasar ide, demokrasi liberal memberikan ruang yang sama dalam upaya membentuk praktek sosial dalam menentukan arah sebuah nation. 

Dalam demokrasi liberal, para feodal bisa berpartisipasi dalam demokrasi selama kaum feodal mengikuti prosedur demokrasi liberal tersebut. Prosedur demokrasi liberal pada perjalanannya menemui berbagai karekteristik kultur masyarakat tertentu saat ide tersebut diterapkan. Ide kaum sosialis awal yang mendorong revolusi Prancis maupun revolusi industri di Inggris melahirkan varian-varian demokrasi berdasarkan fakta sosial yang dihadapi. Bahwa demokrasi bukan hanya soal kebebasan individual yang setara. Kesetaraan individu dalam demokrasi hanya bisa terjadi jika syarat-syarat ekonomi masyarakat setara dalam praktek sosial. Demokrasi liberal akan mengalami malfungsi jika kesetaraan ekonomi tidak tercapai. 

Pada perjalanan sejarahnya, Marx melahirkan gagasan demokrasi berlandaskan ide kesetaraan ekonomi, yang kemudian menjadi landasan ide Komunisme. Webber kemudian berusaha membantah Marx. Konfigurasi klas sosial bukan hanya lahir akibat kesenjangan ekonomi. Masalah tersebut lebih kompleks ketimbang hanya soal determinasi ekonomi. Perdebatan antara ide Marx dan Webber ini sampai saat ini masih berlangsung dan melahirkan ide-ide baru dalam perkembangannya. Dinasti KIM akan sangat sulit dibedah secara terpisah lewat pendekatan Marx ataupun Webber. Secara ide, dinasti KIM mendirikan negara Komunisme berdasarkan gagasan Marx yang menganggap cara-cara feodal akan menghambat perkembangan masyarakat. Disisi lain, Webber justru lebih praksis dalam ide terbentuknya konfigurasi klas sosial yang berdampak pada pola kekuasaan. Dinasti KIM seharusnya tidak terjadi jika memakai Marx sebagai landasan ide. Tapi praktek sosial lebih membenarkan Webber dalam analisisnya. 

Tentu Webber tidak sedikitpun menyukai Komunisme, dan Dinasti KIM hanya membantunya untuk menertawakan Marx lebih keras.

Frans Eka Dharma Kurniawan Wakil Ketua I Exco Partai Buruh Provinsi Sulawesi Utara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prabowo dan Masalah Perburuhan

Akar Rasisme AS: Wawancara dengan Noam Chomsky