Gw Percaya Bumi Lonjong Bak Telur dan Bulan yang Datar Bak Martabak

Tidak seperti kaum bumi datar atau rivalnya ilmuwan antariksa dari NASA sampe ESA yang sampe saat berdebat bentuk bumi antara datar dan bulat, gw justru tidak mau terjebak debat panjang mereka.

Gw malah memberikan alternatif bentuk bumi yang sesungguhnya, yang tentu berbeda dengan kedua paham diatas. Gw berharap bentuk bumi itu bulat lonjong seperti telur.

Hipotesis bumi lonjong bak telur berdasarkan rotasi bumi terhadap munculnya siang dan malam. Selain itu, kondisi musim yang berubah-ubah saat ini memberikan tambahan bukti awal bahwa putaran rotasi pada saat ini terletak pada sumbu rotasi dibagian yang paling lonjong (telur yang berdiri tegak berputar sepeti gangsing), mulai melemah dan gerakan bumi sedikit tak beraturan, agak bergeser, tapi tak terlepas dari orbit matahari.

Kelonjongan bumi bisa disebabkan karena lamanya bumi berputar dan tekanan gravitasi matahari dan efek perputaran bulan yang mengelilingi bumi. Konsukwensi-nya bentuk bulan lah yang mendekati datar akiabat gesekan halus putaran rotasi bumi. Hal ini akan semakin menemukan kebenarannya (bulan hampir datar) ketika bulan menampilkan sisi itu-itu saja ketika memantulkan cahaya matahari kesisi gelap bumi. Kondisi datar bulan inilah yang kemudian membentuk bulan purnama jadi sempurna.

Tentu perlu penelitian lebih lanjut agar kesimpulannya tidak sesederhana itu. Gw sendiri belom bisa mengamati bulan datar karena saat ini belum memasuki fase purnama. Hal lainnya, kondisi iklim yang tak menentu berdampak pada kalender musim yang tidak bisa diduga, seperti 2 bulan ini yang mirip suasana bulan Desember dan Januari. Purnama bisa ditutupi oleh awan tebal pembentuk hujan, yang otomatis menghalangi pengamatan gw dengan mata telanjang 

Pengamatan dengan mata telanjang ini bukan tanpa alasan ilmiah. Pengamatan mata telanjang dikarenakan fasilitas canggih bak NASA dan ESA tidak dimiliki oleh negeri ini. Kedua, teropong besar di Bandung cuma satu-satunya, itupun warisan Belanda. Sampai saat ini gw ngga tau apakah teropong itu sudah di upgrade ataukah sengaja dibiarkan tetap orisinal agar nilai sejarahnya lebih tinggi.

Tapi itu tak masalah. Gw tetap yakin pengamatan mata telanjang lebih jujur dan tidak bisa di manipulatif. Peralatan teknologi yang berlebihan juga bakal merepotkan, apalagi barang-barang tersebut cuma minjem belaka.

Ini bukan berarti penelitian gw kurang meyakinkan karena tidak mengunakan teknologi. Gw tetap mengunakan teknologi, misalnya mengunakan kamera HP android untuk dokumentasi dan menyimpan beberapa catatan--dan terutama untuk menelpon kekasih maupun sekedar mengunjungi medsos dan memesan ojol untuk kesana-kemari dan pesan makanan.

Juga gw terbuka kok dengan segala macam masukan. Ini supaya kesalahan-kesalahan dalam pengujian materi penelitian atau observasi bisa diperbaiki. Ya mungkin itu bisa terjadi karena luput dalam perencanaan maupun dalam kondisi-kondis tertentu situasi lapangan, seperti iklim yang sulit di predisksi.

Dan karena ini termasuk berusaha mematahkan tesis yang telah bertahan lama kebenarannya, jelas pasti akan menimbulkan berbagai tanggapan negatif maupun positif. Gw sih berharap tanggapan positifnya lebih banyak daripada negatifnya. Dengan demikian akan lebih memotivasi gw mengamati planet-planet lainnya di sistem tayasurya matahari kita. Atau bisa saja gw termotivasi untuk mengamati pergerakan komet yang gw yakini komet tersebut seperti cipratan air yang melesat memasuki sistem tatasurya. Komet juga kemungkinan besar dimasa yang akan datang dengan penelitian yang serius bisa membuktikan teori quantum tak berlaku bagi cara kerja komet melintasi alam raya.

Akhirnya, soal bumi lonjong dan fakta bulan datar membawa anda sampai membaca di alinea terakhir. 

Sebetulnya dari awal gw mo bilang ngga usah dibaca tulisan ini. Bukan karena tulisan ini provokatif atau tulisan ini akan menganggu dan merusak keyakinan maupun iman kalian. Satu-satunya yang gw harusnya bilang dari awal adalah tulisan ini tidak berfaedah buat kalian.

Semoga anda sekalian tetap riang gembira dalam menjalankan aktivitas apapun. Tetap hidup dan jaga kesehatan. 😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prabowo dan Masalah Perburuhan

Belajar lah dari Dinasti KIM

Akar Rasisme AS: Wawancara dengan Noam Chomsky